Monday, July 10, 2006

PRE-ECLAMCIA

itu adalah penyakit yang membawa kelahiran dedek lebih cepat dari hitungan umurnya. sejenis penyakit yang dikenal dengan 'keracunan kehamilan'. bukan keracunan kayak keracunan makanan, tapi --katanya dokter niy-- keracunan itu artinya badan mama mengidentifikasi dedek sebagai toksid dan dedek juga mengidentifikasi mama sebagai big toksid...baca ini deh

begini ceritanya:
sejak kehamilan minggu ke-20, mama emang sudah terlihat bengkak. setiap kontrol ke dokter, hanya diberi saran agar mengurangi makanan yang asin.
OKlah.
namun, ke-bengkak-an itu semakin parah, setelah gempa yang melanda yogyakarta pada tanggal 27 mei 2006. suasana yang kisruh karna issue tsunami membuat mama agak sentresss. belum lagi, setelah issue tsunami dan gempa susulan itu tidak terbukti benar, masyarakat sangat panik menyerbu pasar swalayan, karna pasar tradisional lumpuh total. tanggal 28 mei mama & papa ke indogrosir, kaget melihat semua pembeli berbelanja sseolah-olah besok indogrosir akan tutup. mama terbengong2 melihat ibu2 menyerbu pembalut wanita, hingga beberapa bungkus berserakan di lantai. bagaimana orng2 menyerbu mie instant, hingga pihak indogrosir membuat kebijakan, maksimal hanya 2 kotak pada satu struk perbelanjaan. jangan tanya makanan fress, sudah habis, ya daging, ya sayur, ya buah, abis semua. ada juga buncis...mama kalah rebutan sama 2 orang ibu....duhhhh....
akhirnya, mama & papa pulang membawa makanan kalengan, semacam dencis kaleng, bakso, abon, dsb.

kekisruhan itu berlangsung hingga hari 5 setelah gempa.

setelah terbiasa dengan semuanya, baru inget, klo sudah waktunya kontrol ke dokter. tapi papa bilang, entar dulu, klo sudah masuk semua pasien gempa yang dirawat di pekarangan rumah sakit yang ada di yogya.

mhmmm...itung-itung, akhirnya, diputuskan tanggal 3 juni 2006 sajah ke dokter. pada tanggal itu, pagi akan periksa darah dan air seni terlebih dahulu, secara keinginan mulia 'melahirkan secara normal'. nunggu hasil lab, mama & papa maem siang di pizza hut. nyam-nyam...... sorenya, ketemu dokter merry, dokter yang kami pilih dan percayakan dari awal kehamilan.
awalnya si baik-baik sajah, beliau bahkan hampir lupa membaca hasil lab, tapi begitu mama ingatkan, dr. merry kaget melihat kandungan protein pada air seni +4 dan langsung merekomendasikan untuk bedrest.

duh....semua jadi panik...

No comments: